SINTESIS ASAM POLIEUGENOKSI ASETAT
I. PENDAHULUAN
Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh yang memberikan bau dan aroma yang khas pada minyak cengkeh. Considine dan Considine (1982) menyatakan bahwa eugenol murni merupakan cairan tidak berwarna, berbau keras, dan mempunyai rasa pedas. Eugenol mudah berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara terbuka. Dalam bidang industri pemanfaatan eugenol masih terbatas pada industri parfum (Chairil, 1994). Eugenol merupakan komponen kimia utama dalam minyak daun cengkeh, yaitu 79-90% volume (Ketaren, 1985). Menurut Guenther (1950) eugenol merupakan komponen utama minyak cengkeh yaitu 80-90%.
Hasil penelitian Deyena dan Horiguchi (1971) menyebutkan bahwa minyak cengkeh mengandung eugenol 80,7%, sedangkan Chakrabarki dan Ghosh (1974) menemukan eugenol 80-93% dalam minyak cengkeh yang berasal dari India. Polimerisasi dengan bahan baku senyawa alam seperti eugenol merupakan suatu hal yang relatif baru dilakukan. Pengembangan dan pemanfaatan polimer tersebut semakin diperluas. Polimer menggantikan material tradisional mulai dari industri bangunan, industri kemasan, industri serat kain, serta industri otomotif dan pesawat terbang.
II. PROSEDUR KERJA
Sebanyak 5 gram (0,03 mol) polieugenol dimasukan ke dalam labu didih ukuran 100 mL, lalu ditambahkan larutan NaOH 33% ( 33 gram NaOH dalam 100 mL) sebanyak 17,5 mL (0,144 mol). Selanjutnya campuran diaduk selama kurang lebih 30 menit, dan ditambahkan 12,5 mL larutan asam kloroasetat 50% (50 gram dalam 100 mL air) (0,066 mol) sedikit demi sedikit dengan pipet tetes sambil terus diaduk. campuran dipanaskan dalam pemanas air dengan suhu 80-90 oC. Pemanasan dilakukan selama 2 jam, kemudian didinginkan, dan diasamkan dengan HCl 6M sampai pH 1. Selanjutnya diekstraksi dengan dietil eter sebanyak 3 kali masing-masing 50 mL. Ekstrak eter digabung dan diekstraksi dengan natrium bikarbonat 5% b/v sebanyak 3 kali masing-masing 30 mL, kemudian lapisan air diasamkan dengan HCl 6M sampai pH 1. Selanjutnya dilakukan penyaringan, pengeringan dan penimbangan. Hasil yang diperoleh diuji titik lelehnya dan diidentifikasi dengan FTIR dan 1H NMR.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis asam polieugenoksi asetat ini dilakukan dengan penambahan NaOH dan asam kloroasetat. Melalui gugus hidroksil, polieugenol bereaksi dengan basa membentuk garam polieugenolat. Proton dalam OH ini mudah lepas karena anionnya terstabilkan oleh resonansi cincin benzena. Basa NaOH yang ditambahkan dibuat berlebih agar menghasilkan garam semaksimal mungkin. Garam natrium polieugenolat yang terbentuk direaksikan dengan asam kloroasetat membentuk asam polieugenoksi asetat. Reaksi pembentukan asam polieugenoksi asetat ditunjukan pada gambar di bawah ini.
Gambar Reaksi Pembentukan Asam Polieugenoksi Asetat
Asam polieugenoksi asetat yang telah terbentuk dimurnikan dengan cara ekstraksi menggunakan dietileter untuk menghilangkan pengotor yang bersifat polar dan ekstraksi dengan NaHCO3 untuk menghilangkan pengotor yang bersifat non polar. Asam polieugenoksi asetat hasil sintesis berbentuk endapan berwarna coklat kehitaman, titik lebur: 105oC, berat molekul relatif: 5980,54 gmol-1 dan mempunyai rendemen sebesar 92,4%. Uji kelarutan dengan senyawa organik pada temperatur 280C menunjukan senyawa ini larut dalam eter, metanol, kloroform, dan sedikit larut dalam benzene.
Hasil Analisis FTIR dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Pada spektra FTIR terdapat pita serapan 3441,70 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus hidroksil (O-H). Pita serapan pada range 3000-2800 cm-1 merupakan gugus karbon gugus aromatis (C=C), pita serapan 1431,13 cm-1 menunjukkan gugus metilen (-CH2-) dan pita serapan pada pita serapan 814,05 cm-1 dan 823,17 cm-1 menunjukkan bahwa aromatik tersebut tersubstitusi. Gugus karbonil asam ditunjukan oleh serapan pada 1739,12 cm-1.
Gambar Spektra FTIR Senyawa Asam Polieugenoksi Asetat
Gugus Karakterisitik | Serapan (cm-1) |
Gugus Hidroksil | Ada (3400-3500) |
Gugus Karbon jenuh | Ada (2960) |
Gugus Karbonil Asam | Ada (1739) |
Gugus metilen | Ada (1458) |
Eter(C-O) | Ada (1300-1000) |
Berdasarkan pita-pita serapan pada spektra FTIR dapat disimpulkan bahwa senyawa yang dianalisis mengandung inti aromatis tersubstitusi, gugus OH, metilen, aromatis, karbon jenuh dan karbonil asam.
Hasil analisis 1H NMR sampel polieugenoksi asetat diperoleh perbedaan yang nampak pada spektra 1H NMR polieugenoksi asetat dengan spectra polieugenol. Pada spektra polieugenoksi asetat terjadi pergeseran kimia δ = 6,7 - 7ppm (A) menunjukkan adanya gugus -C6H3 (singlet), adanya serapan pada δ = 4,6ppm (B) menunjukkan adanya gugus -OCH2-(singlet), adanya serapan pada δ = 3,8ppm (C) menunjukkan adanya gugus -OCH3- (singlet) dan serapan pada δ = 0,5 – 1,5ppm (D) menunjukkan adanya gugus -CH2-CH2-(multiplet). Ini ditunjukkan dari gambar di bawah ini.
Pergeseran kimia δ (ppm) | Hasil | integrasi Keterangan |
6,7 – 7 | 3 H | -C6H3, s |
4,6 | 2 H | -OCH2-, s |
3,8 | 3 H | -OCH3, s |
0,5 – 1,5 | 4 H | -CH2-CH2-, m |
Tabel Korelasi antara sinyal 1H NMR dengan tipe proton Asam Polieugenoksi Asetat
Spektra-spektra asam polieugenoksi asetat hasil isolasi diatas mirip dengan spektra asam polieugenoksi asetat hasil isolasi Harwati (2002) melalui jalur monomer.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis FTIR dan 1H NMR maka dapat disimpulkan bahwa asam poliegenoksi asetat telah terbentuk.
V. DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, H, 2007, Recovery Logam Berat Cd(II), Cu(II). Cr(III) Menggunakan Teknik Membran Cair Ruah (BLM) dengan Senyawa Pembawa Turunan Eugenol Bergugus Aktif N, Skripsi, Semarang
Handayani, W, 2001, Sintesis Polieugenol dengan Katalis Asam Sulfat, Jurnal Ilmu Kimia Dasar, FMIPA Universitas Jember, Volume 2, Nomor 2 halaman 103-110
Kartikawati, N.G., 2007, Pemisahan Logam Berat Dengan Polieugenol Sebagai Carrier Menggunakan Teknik BLM (Bulk Liquid Membrane), Skripsi Jurusan Kimia FMIPA UNDIP.
No comments:
Post a Comment